HARD NEWS
Sepekan, 182 Pembeli Honda CBR150R Lokal Antre di WMS
JAKARTA - PT
Wahana Makmur Sejati (WMS) sebagai diler utama sepeda motor Honda wilayah
Jakarta dan Tangerang telah mendapat pemesanan motor All new Honda CB150R
hingga ratusan unit. Hasil itu didapat dari system inden online yang dimulai 5
september 2014.
"Penjualan CBR150R per Kamis (11 September 2014) sudah 182
unit. Itu khusus wilayah WMS yakni Jakarta-Tangerang," terang Head of
Marketing Communication, Andra Friandana di Jakarta.
Dan menurut diler tersebut , pada kamis sore, total penjualaln motor
tersebut mencapai 724 unit.
1.500 pembeli pertama yang terdaftar
membeli sepeda motor tersebut pun akan mendapat jaket eksklusif 150
orang diantaranya akan diajak meet and greet bersama pembalap Team Repsol Honda
Moto Gp.
Honda all new Cb 150r ini dibandrol dengan harga Rp28,5 juta untuk warna standar dan
Rp29,1 juta untuk tipe Repsol.
SOFTNEWS
Ini Kelemahan iPhone 6 di Balik Keunggulannya
CUPERTINO - iPhone 6 diklaim memiliki beberapa spesifikasi menarik dan lebih
bertenaga dari smartphone Apple generasi sebelumnya. Namun, ponsel yang baru
diluncurkan 9 September lalu ini, ada satu kelemahan yakni tidak tahan terhadap
air.
Tentu saja, ini menjadi kekuatan/keunggulan bagi Sony maupun Samsung yang telah
lebih dahulu menelurkan teknologi smartphone yang tahan terhadap air.
Sementara, iPhone 6 tidak memiliki fitur yang dinamakan water resistant. Tentunya ini
menjadi salah satu kelemahan.
Mensiasati kelemahan itu, perusahaan teknologi yang bermarkas di Cupertino,
Amerika Serikat itu pun mengakalinya dengan sebuah sarung (case) smartphone
kedap air bernama LifeProof, agar iPhone 6 bisa terlindungi dari percikan air.
Melalui sebuah video yang diunggah di YouTube, diungkapkan bagaimana sarung
tersebut mampu melindungi perangkat pintar ini dari air.
Dengan bahan anti air itu, pengguna juga dimungkinkan untuk menggunakan iPhone
6 berfoto di dalam air.
“Anda akan bisa membawa iPhone kemanapun pergi, semisal bersepeda di gunung,
berselancar, berlari atau bersenang-senang di pantai,” kata Apple seperti
disadur Phonesreview, Senin (15/9/2014).
Pengguna yang penasaran bisa langsung menuju laman LifeProof. Harga untuk
alat tersebut memang belum rilis, namun sebagai contoh harga LifeProof untuk
iPhone 5 dan 5s berada pada kisaran USD79-89 (sekira Rp900 hingga Rp1 jutaan).
FAKTA
(amr) Jokowi
Klarifikasi Isu Jadi Presiden Boneka
Kamis, 12 Juni 2014, 13:11 WIB
antara
Gambar tempel capres Jokowi
dibagikan saat deklarasi dukungan tukang sapu untuk pasangan Joko Widodo dan
Jusuf Kalla di Jakarta, Kamis (5/6).
REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -
Calon presiden (capres) Joko Widodo (Jokowi) menghadiri acara 'Silaturrahim
Kiai Kampung untuk Pemenangan Jokowi-Jusuf Kalla (JK)' di Pondok Pesantren
Bustanul Ulum, Tasikmalaya, Jawa Barat (Jabar), Kamis (12/6).
"Dalam kesempatan ini, saya ingin mencoba memberi pemahaman dan
klarifikasi mengenai isu-isu yang banyak sekali beredar selama pencapresan
saya. Ini penting supaya masyarakat bisa memilah-milah, mana yg benar, yang
salah, yang isu dan bukan isu," kata Jokowi.
Dia mengakui selama melakukan perjalanan kampanye, ada beberapa pertanyaan yang
sering kali ditanyakan oleh warga terkait beberapa isu seputar pencalonan
dirinya sebagai presiden. "Pertama, mengenai isu penghapusan tunjangan
sertifikasi guru. Itu tidak mungkin saya hilangkan, kalau ditambah pasti. Kalau
dihapus ya bagaimana. Masa percaya dengan isu begitu. Logikanya kan gak
masuk," ujar mantan wali kota Solo itu.
Dia menuturkan, isu kedua yang sering dipertanyakan, yaitu terkait fitnah yang
menyebut dirinya memiliki nama panjang Herbertus Joko Widodo atau fitnah yang
menyebut ayahnya merupakan warga Singapura. "Banyak memang yang
mencari-cari kesalahan saya. Karena tidak berhasil menemukannya, akhirnya
membuat fitnah, dan yang paling cepat menyebar pasti fitnah yang berkaitan
dengan SARA," kata Jokowi.
Selanjutnya, dia mengungkapkan banyak juga warga yang menanyakan isu terkait
penghapusan beras untuk warga miskin (raskin) dan keterlibatannya dalam kasus
bus Transjakarta yang berkarat.
"Logikanya tidak masuk lah. Pengadaan bus-bus itu tanggung jawab pengguna
anggaran, yaitu dinas terkait. Sedangkan, saya bertindak sebagai pihak yang
hanya memerintahkan dinas untuk melakukan pembelian bus Transjakarta,"
ungkap Jokowi.
Terakhir, dia juga memberikan pemahaman terkait sebutan presiden boneka yang
kerap ditujukan kepadanya. Dia mengatakan sistem pemerintahan Indonesia adalah
presidensil, sehingga wewenang sebagai presiden itu akan dimanfaatkan dengan
baik untuk menentukan menteri-menteri, ketua lembaga dan lain-lain.
"Kalau mau kasih usul, silakan,
siapa saja boleh. Tapi, nanti yang memutuskan adalah presiden sebagai pemimpin
negara. Pemimpin itu harus tegas. Artinya, berani membuat keputusan dan berani
mengambil risiko. Itulah artinya tegas," tambah Jokowi.
Dalam kunjungan tersebut, Jokowi turut didampingi oleh Ketua DPP Partai
Nasional Demokrat Akbar Faisal, Ketua DPW Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jawa
Barat Dedi Wahidi, Ketua DPD Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Jawa
Barat Tb Hasanuddin dan tim sukses pemenangan Jokowi-Jusuf Kalla, Teten
Masduki.
OPINI
Jalur Pantura Cepat Rusak, Karena Korupsi?
Selasa, 19 Agustus 2014 | 06:00 WIB
KOMPAS
IMAGES Guru Besar Universitas Indonesia Prof
Rhenald Kasali
KOMPAS.com - KORUPSI? Kemungkinan besar selalu ada. Tetapi
ini sudah masuk dalam radar KPK. Pendapat umum mengatakan, di balik setiap
pengadaan besar-besaran selalu ada “tikus” besarnya.
Sama seperti banjir, kalau tak ada lagi banjir, maka tak ada lagi proyek Kopro
Banjir (Komando Proyek Pencegahan Banjir) seperti yang dulu dipelihara para
oknum di Jakarta. Selama bertahun-tahun, waduk-waduk penampung air dibiarkan
penuh sampah dan dijadikan pemukiman. Baru sekarang ia dibenahi.
Berbicara mengenai jalur Pantura yang selalu rusak, kita selalu berpikir pasti
spek konstruksinya dikurangi. Faktanya, beban jalan itu memang terlalu berat.
Mungkin sama dengan beban jalur Trans Sumatera dan Trans Sulawesi. Bahkan kalau
jadi, kelak Indonesia akan punya jalan tol sepanjang 2.700 kilometer yang
menghubungkan Banda Aceh sampai Lampung. Tidak tanggung-tanggung, bujetnya Rp
150 triliun! Tapi bagaimana kalau bebannya keberatan?
Jalur laut yang diabaikan
Cepat rusaknya jalur Pantura dan Trans Sumatera ternyata ada hubungannya dengan
jalur laut yang terabaikan. Menurut studi yang dilakukan oleh McKinsey dan IPC,
menunjukkan, hanya 30 persen dari produksi hasil-hasil perkebunan dan
manufaktur (seperti bubur kertas) yang diangkut dari Medan ke Jakarta lewat
laut. Selebihnya, diangkut lewat darat.
Angka ini belum termasuk sawit dan produk turunannya, karet, kayu manis,
gambir, sayur-sayuran, dan aneka mineral, besi dan seterusnya. Sekitar 70
persen hasil produksi itu, dibawa ke Jakarta lewat darat dengan truk-truk
berkapasitas besar. Ini juga sama dengan suku cadang kendaraan dan otomotif.
Sebagian komponen otomotif yang datang dari Thailand, diturunkan di pelabuhan
Tanjung Priok, lalu dibawa pakai truk ke lokasi perakitannya di Karawang. Nah,
setelah jadi mobil, kemudian dikirim ke kota-kota lain di luar Pulau Jawa
dengan truk-truk besar menuju pelabuhan Tanjung Perak di Surabaya. Baru dari
pelabuhan itulah, kendaraan diangkut dengan kapal laut menuju Balikpapan,
Pontianak, Makassar, Manado, Jayapura dan sebagainya.
Itu baru otomotif. Bayangkan kalau semua hasil produksi yang terpusat di
Cilegon, Tangerang, Jakarta, Karawang dan Cirebon melakukan hal serupa? Jelas
Pantura cepat rusak.
Mengapa pengusaha tak memilih jalur laut? Inilah jawabannya.
Pertama, kebijakan subsidi BBM
terlalu difokuskan untuk angkutan darat. Kita semua tahu kebijakan pemerintah
terhadap subsidi BBM bersifat diskriminatif. Akibatnya, harga BBM angkutan laut
lebih mahal. Padahal jalan tol laut dibuat oleh Tuhan, bebas biaya. Cukup buat
pelabuhan yang bagus saja.
Kedua, birokrasi di pelabuhan tidak
cepat dibenahi. Ribetnya urusan bongkar muat yang diurus banyak pihak membuat
urusan menjadi lama dan tak pasti. Bea cukai, karantina, imigrasi, perhubungan,
dan sebagainya bak pemerintahan yang urus dirinya masing-masing.
Sewaktu saya tanya pada pengusaha mengapa hanya 30 persen yang diangkut lewat
jalur laut, mereka cepat menjawab: sudah mahal, ketidakpastiannya tinggi.
Ketiga jadwal kedatangan kapal
tidak dikelola dengan baik sehingga pengusaha harus mencari atau menyewa
kapalnya sendiri. Jalur kapal dengan jadwal pasti yang bergerak bak pendulum
dari barat ke timur seperti yang diusulkan RJ. Lino, belum serius dijalankan
pemerintah.
Keempat, sudah laut di pelabuhannya
kurang dalam, dermaga-dermaga kita sempit-sempit. Tak ada tempat yang memadai
untuk menata arus barang dan pangkalan truk. Pelabuhan kita telah dikepung
pemukiman liar yang padat. Akibat negatifnya sangat banyak seperti truk yang
membawa muatan harus segera keluar pelabuhan begitu selesai bongkar. Apalagi
tidak ada software yang mengatur supply dan demand-nya. Sebaliknya truk-truk
yang kosong, datang dari jauh untuk membawa muatan barang impor keluar
dari pelabuhan.
Ini tentu pemborosan. Jadi, jumlah truk yang ada adalah dua kali lipat dari
yang seharusnya, membuat kota-kota di jalur Pantura, termasuk Jakarta macet
oleh truk.
Sementara, karena lautnya dangkal, kapal-kapal pengakut peti kemas berkapasitas
diatas 4.000 TEUS sulit merapat. Ini membuat biaya logistik makin mahal. Wajar
kalau Faisal Basri menemukan harga Jeruk Mandarin dan Jeruk Pakistan lebih
murah dari Jeruk Brastagi. Sebab hanya Tanjung Priok yang bisa menerima
kapal-kapal besar.
Kelima, teknologi di pelabuhan kita
masih perlu ditingkatkan. Diperlukan teknologi dan software manajemen dan
birokrasi yang modern, disamping space yang luas untuk memudahkan penempatan
barang.
Keenam, tentu saja diperlukan
pelabuhan-pelabuhan yang terintegrasi. Malaysia sendiri tengah menjual kepada
investor agar berinvestasi di pelabuhan Iskandaria yang luasnya 3 kali luas
Pulau Singapura. Di situ jalin-menjalin sebuah kesatuan antara pelabuhan, kota
wisata, kota produksi, perdagangan dan superblock
perumahan. Artinya semua aktifitas kehidupan kepelabuhanan terjadi di satu
tempat. Jadi truk-truk itu tak perlu keluar masuk pelabuhan sehingga potensi
merusak jalan di luar bisa dieliminir.
Dan ketujuh, tentu saja diperlukan pola
pikir baru dalam investasi. Diperlukan manajemen agilitas untuk menangkap
peluang-peluang ini. Birokrasi kementerian harus berubah, dari keukeuh terhadap aturan yang saling
membelenggu (aturan demi aturan dan harga diri kementerian) menjadi manajemen
yang lincah dan berorientasi pada percepatan kesejahtraan rakyat (aturan yang pro
daya saing, yang adaptif). Sekarang ini kita masih keukeuh
dengan siapa yang pegang kuasa dan siapa yang pangkat jabatannya lebih tinggi.
Birokratis sekali.